Minggu, 13 Mei 2012

Pemeriksaan Laboratoris (direk) Tinja

Tinja adalah hasil dari digesti dan absorbsi makanan yang dikeluarkan lewat anus.
Komposisi Tinja :
-        2/3 bagian terdiri dari air
-        1/3 bagian terdiri dari :
-makanan yang susah dicerna
-sekresi organ pencernaan
-sel sel epitel yang mengalami desquamasi
-debris dari darah
-cellulosa ,bakteri,parasit dan bahan bahan patologis

Setelah kita tau tentang definisi tinja, hal-hal yang mendasari dilakukan pemeriksaan tinja adalah :
1.      Adanya diare/konstipasi
2.      Adanya darah dalam tinja
3.      Adanya lendir dalam tinja
4.      Adanya ikterus
5.      Adanya gangguan pencernaan
6.      Suspect penyakit G.I.T

Di sini saya akan membahas tentang penyakit-penyakit G.I.T yang ada hubungannya dengan infeksi parasit.

Beberapa parasit usus yang sering ditemukan pada pemeriksaan laboratoris tinja ,antara lain :
-Ascaris lumbricoides
-Trichuris trichiura
-Hook worms
-Strongyloides stercolaris
-Fasciolopsis buski

Pemeriksaan tinja meliputi :
A.   Makroskopis
B.   Mikroskopis
C.   Kimia
D.   Bakteriologi
E.   Khusus

Saya hanya akan menjelaskan tentang pemeriksaan mikroskopis saja karena pemeriksaan mikroskopis penting untuk mencari protozoa dan telur cacing.

Untukpemeriksaan mikroskopis, tinja dicampur dengan larutan eosin 1-2%
Jika ingin melihat leukosit secara jelas, kita dapat menggunakan larutan asam asetat 10%
Sedangkan untuk melihat unsure-unsur lain, dapat digunakan garam 0,9%

Preparat jangan terlalu tebal supaya unsure-unsur yang diperiksa jelas kelihatan dan tidak menumpuk sehingga dapat diidentifikasi

Lalu  bagaimana tata laksana pemeriksaan laboratories tinja pada kasus penyakit yang disebabkan parasit usus?
1.      Mengumpulkan bahan pemeriksaan
2.      Mengirim dan mengawetkan bahan pemeriksaan
3.      Memeriksa tinja
4.      Melaporkan hasil pemeriksaan

Mari kita bahas satu per satu
Yang harus diperhatikan dalam mengumpulkan tinja adalah :
1.      Saat dan jumlah pengumpulan bahan pemeriksaan
2.      Penderita
3.      Tempat
4.      Banyaknya bahan pemeriksaan
5.      Lain-lain (Pemilihan sampel yang diperiksa)

Prinsip pemeriksaan laboratories tinja adalah “Lakukan pemeriksaan sampel sesegera mungkin” (30-40 menit setelah dikeluarkan)

Jika memang keadaan tidak memungkinkan dan pemeriksaan harus ditunda, apa yang harus dilakukan?
Yang harus kita lakukan adalah mengawetkan tinja

Ada 2 metode pengawetan tinja sebagai bahan pemeriksaan parasitologi, yaitu:
1.      Pengawetan kimiawi
2.      Pengawetan fisis
Mari kita pelajari lebih lanjut!!!
1.      Pengawetan kimiawi
Ada 3 teknik pengawetan yang sering digunakan:
-        Pengawet formalin 10%
Yang dapat diawetkan : kista protozoa, telur dan tempayak Helminthes
Lebih baik dipertahankan pada suhu 60oC agar telur tidak terus bertumbuh

-        Pengawet M.I.F(Merthiolate Iodine Formaldehyde/Formalin)
Dapat  mengawetkan dan mewarnai : bentuk tropozoit dan kista dari protozoa, telur dan tempayak dari helminthes ; dapat mengawetkan tinja dalam bentuk apapun
Pengawet ini terdiri dari atas 2 larutan : larutan 1 berisi merthiolate dan formaldehyde; larutan 2 berupa lugol.
Disimpan terpisah, dicampur pada saat digunakan

-        Pengawet P.V.A (Poly Vinyl Alcohol)
Mengawetkan : bentuk tropozoit dan kista dari protozoa ( beberapa kista mungkin akan berubah bentuknya )
Pengawet untuk tinja cair , bahan pemeriksaan dari duodenum dan colon sigmoid
Sering dipakai untuk pembuatan sediaan pewarnaan permanent

2.      Pengawetan fisis
Pada pengawetan metode ini, tinja diawetkan dalam lemari es dengan suhu 2-6 derajat Celsius
Bentuk telur, tempayak dan kista dapat bertahan, tetapi bentuk tropozoit akan rusak dengan pendinginan.

Setelah itu kita juga harus mengetahui bagaimanakah cara memeriksa tinja dengan baik,…
 saya akan menjelaskan tentang pemeriksaan direk tinja dengan pewarnaan.

Saat melakukan pemeriksaan tinja pada tanggal 14 april 2011, sampel yang saya gunakan adalah sampel tinja cair dari laboratorium

                           I.          Tujuan pemeriksaan    : mengetahui adanya telur atau larva cacing dalam tinja.

                          II.          Prinsip                                : adanya telur atau larva cacing dalam tinja dapat diketahui secara mikroskopis dengan pengecatan lugol atau eosin


                        III.          Alat dan bahan               :
-      Objek glass
-      Kertas saring
-      Tusuk gigi
-      Lugol
-      Kreolin
-      Mikroskop
-      Alcohol mikroskop + kapas
-      Sampel tinja cair

                       IV.          Prosedur                            :
-      Siapkan objek glass bersih , kering dan bebas lemak
-      Teteskan 1 tetes lugol pada objek glass
-      Teteskan 1 tetes sampel tinja cair pada objek glass , kemudian campur tinja dan lugol dengan menggunakan lidi.
-      Masukkan lidi pada kreolin
-      Tutup campuran tinja tersebut dengan menggunakan deck glass ( hindari terjadinya gelembung udara )
-      Periksa dengan mikroskop obyektif 10x atau 40x
-      Laporkan hasil pemeriksaan

Semoga informasi yang saya berikan bermanfaat bagi anda, maaf kalau masih banyak kekurangan dalam penulisan…
 Terima kasih

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites