Jawetz (1986) menyebutkan bahwa Streptococccus adalah
mikroorganisme bulat, tersusun secara khas dalam rantai dan tersebar
luas dalam alam. Beberapa diantaranya adalah anggota flora normal
manusia, lainnya dihubungkan dengan penyakit-penyakit penting pada
manusia yang bertalian sebagai infeksi dengan Streptococccus, sebagian
karena sensitisasi terhadapnya. Kuman ini menghasilkan berbagai zat
ekstraseluler dan enzim-enzim. Kemampuannya untuk menghemolisis sel-sel
darah merah sampai berbagai tingkat adalah salah satu dasar penting
untuk klasifikasi.
Streptococcus
adalah pathogen penting karena banyak infeksi hebat yang disebabkannya
dan karena komplikasi yang mungkin terjadi setelah sembuh dari infeksi
akut itu. Komplikasi yang terjadi setelah infeksi Streptococccus
meliputi demam reumatik dan glomeruloneritis akut. Bakteri yang diklasifikasikan dalam marga Streptococccus terbagi menurut ciri-ciri morfologi dan biokimia
tertentu. Sifat organisme ini sangat khas ialah penampilannya.
Organisme ini lebih kurang berbentuk bulat yang tumbuh sebagai rantai.
Organisme ini membelah hanya dengan satu arah, tetapi belahan itu
bukannya menjadi masing-masing kokus melainkan masih mempunyai
kecenderungan untuk tetap bersama dan membentuk rantai kokus. Panjangnya
rantai yang mungkin dapat dilihat ketika mewarnai organisme sampai
batas tertentu ini bergantung kepada apakah organisme itu ditumbuhkan
pada media padat atau cair dan bagaimana kira-kira organisme itu
ditangani dalam proses pembuatan olesan. Rantai terpanjang pada preparat
basah biakan cair. Streptococccus adalah semua gram-positif (Volk dan
Wheeler, 1990).
Karakteristik Streptococccus mutans
Streptococcus mutans
merupakan bakteri gram positif, bersifat nonmotil (tidak bergerak),
bakteri anaerob fakultatif. Memiliki bentuk kokus yang sendirian
berbentuk bulat atau bulat telur dan tersusun dalam rantai. Bakteri ini
tumbuh secara optimal pada suhu sekitar 180-400 Celcius. Streptococcus
mutans biasanya ditemukan pada rongga gigi manusia yang luka menjadi
bakteri yang paling kondusif menyebabkan karies untuk email gigi (Nugraha, 2008).
Klasifikasi Streptococccus mutans menurut Bergey dalam Capuccino (1998) adalah:
Kingdom : Monera
Division : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Lactobacilalles
Famili : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Species : Streptococcus mutans
Streptococcus
mutans adalah salah satu bakteri yang mendapat perhatian khusus, karena
kemampuannya dalam proses pembentukan plak dan karies gigi. Bakteri ini
pertama kali diisolasi dari plak gigi oleh Clark pada tahun 1924 yang
memiliki kecenderungan berbentuk coccus dengan formasi rantai panjang
apabila ditanam pada medium yang diperkaya seperti Brain Heart Infusion
(BHI) Bort, sedangkan bila ditanam di media agar memperlihatkan rantai
pendek dengan bentuk sel tidak beraturan.
Mc
Ghee (1982) dalam Pratama (2005) menyatakan bahwa media selektif untuk
pertumbuhan Streptococcus mutans adalah agar Mitis Salivarius, yang
menghambat kebanyakan bakteri mulut lainnya kecuali Streptococcus.
Penghambat pertumbuhan bakteri lainnya pada agar Mitis Silivarius
disebabkan karena kadar biru trypan. Di samping itu, media ini juga
mengandung kristal violet, telurit, dan sukrosa berkadar tinggi.
Streptococcus mutans yang tumbuh pada agar Mitis Silivarius
memperlihatkan bentuk koloni halus berdiameter 0,5-1,5 mm, cembung,
berwarna biru tua, dan pada pinggiran koloni kasar serta berair
membentuk genangan disekitarnya.
Streptococcus
mutans menghasilkan dua enzim, yaitu glikosiltransferase dan
fruktosiltransferase. Enzim ini bersifat spesifik untuk subtsrat sukrosa
yang digunakan untuk sintesa glukan dan fruktan. Pada metabolisme
karbohidrat, enzim glikosiltransferase menggunakan sukrosa untuk
mensitesa molekul glukosa dengan berat molekul tinggi yang terdiri dari
ikatan glukosa alfa (1-6) dan alfa (1-3) (Mc Ghee, 1982) dalam Pratama
(2005). Ikatan glukosa alfa (1-3) bersifat sangat pekat seperti lumpur,
lengket, dan tidak larut dalam air. Kelarutan glukosa alfa (1-3) dalam
air sangat berpengaruh terhadap pembentukan koloni Streptococcus mutans
pada permukaan gigi. Ikatan glukosa ikatan (1-3) berfungsi pada
perlekatan dan peningkatan koloni bakteri ini dapat kaitannya dengan
pembentukan plak dan terjadinya karies (Roeslan, 1988) dalam Pratama
(2005).
Streptococcus mutans
ternyata adalah satu dari sedikit mikroorganisme yang pada waktu pendek
atau lebih lama dapat sangat bertambah atau berkurang secara presentual
setempat. Kemampuan ini dianggap turut bertanggungjawab bagi peran
Streptococcus mutans pada terjadinya karies gigi (Dirks,dkk, 1993).
Streptococcus
mutans dan laktobasilus marupakan kuman kariogenik, mampu segera
membuat asam dari karbohidrat yang dapat diragikan. Kuman-kuman tersebut
dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel pada permukaan
gigi karena kemampuannya membuat poliskarida ekstra sel yang sangat
lengket dari karbohidrat makanan. Polisakarida ini yang terutama terdiri
dari polimer glukosa menyebabkan matriks plak gigi, mempunyai
konsistensi seperti gelatin. Akibatnya, bakteri-bakteri terbantu untuk
melekat pada gigi serta saling melekat satu sama lain. Dan karena plak
makin tebal, maka hal ini akan menghambat fungsi saliva dalam
menetralkan plak (Kidd dan Bechal, 1991).
Sumber :
Jawetz, E., Melnick, J.L., Adelberg, E.A., 1986, Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan, EGC, Jakarta
Volk, W.A., dan Wheeler, M.F., 1990, Mikrobiologi Dasar jilid 2, Erlangga, Jakarta
Nugraha, A.W., 2008, Si Plak Dimana-mana, Fakultas Farmasi USD Yogyakarta mikrobia.files.wordpress.com
Capuccino, 1998, Microbiologi Bakteri Streptococccus mutans, queenofsheeba.wordpress.com
Pratama, M.R., 2005, Pengaruh Ekstrak Serbuk Kayu Siwak
(Salvadora Persica) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococccus mutans
Dan Staphylococcus aureus Dengan Metode Difusi Agar, Progam Studi
Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi
Sepuluh Nopember
Dirks, B.O., Helderman, W.H.P., Veld, J.H.J., 1993, Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan, UGM, Yogyakarta
Kidd, E.A.M., dan, Bechal, S.J., 1991, Dasar-Dasar Karies Penyakit dan Penanggulangannya, EGC, Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar